.quickedit{ display:none; }

Minggu, 28 Oktober 2012

Unsur ekstrinsik


Unsur ekstrinsik yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. Nilai-nilai itu antara lain: nilai agama, nilai moral, nilai sosial, nilai budaya.

1.    Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
Contoh:
Ahim memperlama sujudnya. Ia banyak meminta di  tiap sujud karena sujud adalah saat dikabulkannya doa. Ia dengan sepenuh hati meminta kepada Allah agar dimudahkan menghadapi ujian nasional esok. Ahim telah mempersiapkan diri secara maksimal, tetapi ia yakin apa yang akan ia dapat adalah apa yang akan Ia karuniakan kepadanya.
Nilai agama yang terkandung dalam penggalan cerita di atas adalah meminta kepada Allah saat sujud dalam salat.

2.    Nilai Moral
       Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
Contoh:
Amak menatap orang itu dengan nanar. Apa yang diucapkan oleh mulut perempuan itu seperti sekeranjang sampah yang sudah sangat membusuk. Ini hal baru bagi Amak.
“Kau kerja di sini harus izin dulu, tak bisa sekehendak perutmu!”
Perempuan itu sudah paruh baya. Buruknya isi lidahnya mengimbas kepada keburukan wajahnya.

Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah nilai moral yang jelek, yaitu seorang perempuan yang sangat kasar mulutnya pada orang lain.

Adi mengangkat tubuh Haikal ke pundaknya. Hah…berat juga, katanya dalam hati. Ia berjalan pelan menuruni bukit. Ia harus segera tiba di perkampungan terdekat agar nyawa sahabatnya ini bisa diselamatkan. Gigitan ular berbisa di tempat mereka berkemah semalam, tampak membuat kaki kanan Haikal membiru kehitaman.

Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah nilai moral yang baik, yaitu kesetiaan seorang sahabat yang berjuang menyelamatkan nyawa sahabatnya.


3.    Nilai Budaya
       Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan/tradisi/adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.
Contoh:
Pusing kepala Inop sekarang. Rasanya tumbuh sebuah uban sehari di kepalanya. Ke mana hendak dicarikannya uang tiga juta rupiah untuk diserahkan kepada keluarga calon mertuanya. Uang itu akan digunakan sebagai pengisi sudut namanya, suatu istilah untuk menamakan pemberian pihak calon mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai perempuan.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang, Mak?” tanya Inop agak melotot kepada Amaknya.
“Kau sudah aku bilang, tak usah buru-buru kawin. Kababini seperti orang sasak cirik sajo. Kini aden juo yang susah!” jawab Mak marah.
Sekarang bukan satu, tiga puluh tiga uban sehari bertunas di kepala Inop.

Nilai budaya yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah kebiasaan di suatu tempat di Ranah Minang, pihak calon mempelai laki-laki memberi sesuatu kepada pihak keluarga calon mempelai perempuan.


4.      Nilai Sosial
       Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.
Contoh:
Semua bersedih. Langit pun tampak mendung, seakan ikut bersedih. Jenazah Yuda terbaring kaku di ruang depan. Masyarakat datang berbondong-bondong memenuhi rumah duka. Mereka ikut kehilangan seseorang yang selama ini dikenal sangat rajin mengurus mesjid, ramah, dan ringan tangan dalam memberi bantuan. Sebagian masyarakat sudah berangkat ke pemakaman untuk menggali kuburan, dan mempersiapkan pemakaman.

Nilai sosial yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah masyarakat yang dengan suka rela menjenguk orang yang kemalangan dan bergotong royong mempersiapkan pemakaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar